Siapa yang gak pernah denger komentar kayak, “Kok kamu makin gendut sih sekarang?” atau “Eh, kamu kurus banget, makan dong!”?
Buat sebagian orang itu cuma candaan, tapi buat yang denger — rasanya bisa nusuk banget. Apalagi kalau yang ngomong itu teman dekat sendiri.
Body shaming bukan cuma soal fisik, tapi juga bisa ngaruh ke mental, rasa percaya diri, dan cara kita ngeliat diri sendiri. Tapi tenang, kamu bisa banget belajar cara menghadapi teman yang suka body shaming tanpa harus meledak-ledak atau baper berlebihan. Yuk, bahas langkah-langkahnya.
1. Sadari Bahwa Body Shaming Itu Bukan Candaan
Banyak orang bersembunyi di balik alasan “cuma bercanda kok” padahal jelas-jelas menyakiti.
Jadi langkah pertama: sadari dulu kalau kamu gak salah ngerasa sakit hati.
Komentar kayak “gendutan ya” atau “kulit kamu kok makin item?” bukan humor ringan — itu bentuk body shaming yang bisa berdampak negatif. Kamu gak lebay, kamu cuma manusia yang punya perasaan.
Dengan menyadari ini, kamu jadi lebih kuat secara mental dan bisa ngambil langkah tegas dengan kepala dingin.
2. Jangan Langsung Emosi, Tapi Tetap Tegas
Waktu kamu dikomentarin soal fisik, wajar banget kalau pengen marah. Tapi sebelum meledak, tahan sebentar. Reaksi spontan bisa bikin situasi makin panas.
Coba respon dengan nada tenang tapi jelas:
“Eh, kayaknya aku gak nyaman deh kalau dibahas kayak gitu.”
“Mungkin maksud kamu bercanda, tapi aku gak suka kalau fisikku dijadiin bahan.”
Nada kamu gak harus tinggi, cukup mantap dan jujur. Kadang orang baru sadar salahnya setelah kamu ngomong langsung.
3. Tunjukkan Sikap Percaya Diri
Pelaku body shaming sering “menang” karena mereka lihat korbannya gak percaya diri atau bereaksi berlebihan. Jadi, salah satu senjata terbaik kamu adalah percaya diri.
Tunjukkan lewat bahasa tubuh:
- Berdiri tegak.
- Tatap mata lawan bicara dengan tenang.
- Tersenyum ringan tanpa defensif.
Kalau kamu kelihatan nyaman dengan dirimu sendiri, mereka bakal kehilangan “tenaga” buat nyerang kamu lagi.
4. Gunakan Humor Cerdas Buat Nangkis
Kadang, humor bisa jadi tameng paling elegan. Kamu gak perlu marah, cukup balas dengan candaan ringan yang menyentil.
Contoh:
- “Iya nih, bonus bahagia kayaknya nempel di badan.”
- “Makanya aku makin banyak fans, mungkin kamu salah satunya.”
- “Kamu peduli banget sih sama badanku, terharu deh.”
Balasan kayak gini bikin kamu tetap santai tapi nunjukin kamu gak bisa diremehkan.
5. Kasih Teguran Halus di Momen yang Tepat
Kalau teman kamu termasuk yang sering nyelipin komentar soal fisik, tunggu momen tenang buat ngomong empat mata.
Kamu bisa bilang dengan lembut tapi tegas:
“Aku tau kamu gak ada maksud jahat, tapi aku gak nyaman kalau fisikku dikomentarin. Mungkin buat kamu lucu, tapi buat aku sensitif.”
Pendekatan personal lebih efektif daripada debat di depan orang lain. Kadang orang gak sadar dampak kata-katanya sampai kamu jelasin langsung.
6. Jangan Ikut Balas Body Shaming
Sering banget orang ngebalas body shaming dengan body shaming juga, kayak:
“Emang kamu sendiri lebih bagus?”
Meskipun kedengarannya melegakan, itu cuma bikin masalah tambah panjang. Balas body shaming dengan cara elegan: kontrol diri dan kasih respon cerdas.
Balasan yang bijak itu tanda kamu dewasa, bukan lemah.
7. Batasi Interaksi Kalau Dia Gak Berubah
Kalau udah ditegur tapi dia tetap suka body shaming, berarti kamu berhak jaga jarak.
Kamu gak wajib stay di circle yang bikin kamu gak nyaman.
Kamu bisa mulai dari:
- Kurangi intensitas ngobrol.
- Hindari nongkrong bareng kalau gak penting.
- Fokus ke teman yang lebih suportif.
Ingat, kamu bukan jahat karena menjauh — kamu cuma lindungi kesehatan mentalmu.
8. Kelilingi Diri dengan Orang yang Supportif
Salah satu cara paling efektif mengatasi efek body shaming adalah punya circle yang menghargai kamu apa adanya.
Teman yang sehat itu:
- Nggak ngebahas fisik tanpa izin.
- Lebih fokus ke kualitas diri dan karakter kamu.
- Bikin kamu ngerasa aman dan diterima.
Teman kayak gini bakal bantu kamu pulih dari rasa minder dan balik percaya diri.
9. Edukasi Mereka Tentang Body Positivity
Kadang orang suka body shaming karena mereka belum paham dampaknya. Kamu bisa bantu mereka lebih sadar dengan ngomong dari sisi empati.
Kamu bisa bilang:
“Tau gak sih, banyak orang yang stres gara-gara dikomentarin fisiknya terus? Aku gak pengen kita kayak gitu juga.”
Bukan ceramah, tapi obrolan ringan yang bisa membuka pikiran mereka. Siapa tahu, dari situ mereka belajar buat lebih hati-hati ngomong.
10. Fokus ke Hal yang Bisa Kamu Kontrol
Kamu gak bisa ngatur mulut orang, tapi kamu bisa ngatur cara kamu bereaksi dan memandang diri sendiri.
Jangan biarkan komentar mereka ngatur cara kamu ngerasa tentang dirimu.
Ingat:
- Fisik bukan ukuran nilai diri.
- Gak ada tubuh yang sempurna — yang ada, tubuh yang sehat dan bahagia.
- Kamu gak perlu validasi siapa pun buat ngerasa cukup.
Makin kamu fokus ke perkembangan diri, makin gak penting omongan orang lain.
11. Jangan Ragu Minta Bantuan Kalau Udah Keterlaluan
Kalau komentar mereka udah kelewat batas dan mulai nyentuh ranah pelecehan verbal atau mental, kamu bisa banget minta bantuan.
Hubungi:
- Dosen pembimbing atau konselor kampus.
- Bagian kemahasiswaan.
- Teman dekat yang bisa jadi support system.
Kamu berhak dilindungi dari perilaku verbal yang melukai. Gak ada alasan buat diam terus kalau udah ganggu mental kamu.
12. Bangun Citra Diri yang Sehat
Body shaming sering bikin orang kehilangan rasa percaya diri. Makanya, kamu perlu bangun citra diri yang kuat dan sehat lagi.
Caranya:
- Fokus ke kelebihan kamu (bukan cuma fisik, tapi karakter dan kemampuan).
- Lakuin hal-hal yang bikin kamu bangga sama diri sendiri.
- Latih self-love lewat afirmasi positif setiap hari.
Kamu bisa mulai dari kalimat sederhana:
“Aku berharga, apa pun bentuk tubuhku.”
Kata-kata ini mungkin kecil, tapi kalau diulang terus, efeknya besar banget buat mentalmu.
13. Jangan Takut Menegur di Depan Orang Banyak
Kalau teman kamu nge-body shaming di depan umum, kamu juga bisa balas di depan umum — tapi dengan gaya santai dan cerdas.
Contoh:
“Wah, kamu suka banget ya bahas tubuh orang. Ada hobi baru, nih?”
Atau
“Eh, boleh gak sih kita ganti topik? Fisik orang tuh bukan bahan obrolan loh.”
Kamu gak perlu teriak. Nada kalem tapi menohok udah cukup buat bikin mereka mikir dua kali.
14. Jangan Ikut Jadi Pelaku
Kadang kita gak sadar ikut ngerasa lucu waktu orang lain di-body shaming. Tapi mulai sekarang, stop ikut ketawa.
Kalau kamu diem aja, kamu ikut melegitimasi perbuatan itu.
Sebaliknya, bantu jadi orang yang nyetop:
“Eh, jangan gitu deh. Gak semua orang nyaman dibercandain kayak gitu.”
Satu suara kecil bisa ubah suasana jadi lebih aman buat semua orang.
15. Jadilah Contoh Sikap Positif
Kamu gak bisa ubah semua orang, tapi kamu bisa jadi contoh baik buat orang di sekitarmu.
Jangan bahas fisik orang lain, meski niatnya pujian sekalipun. Fokus ke hal lain yang lebih berarti — kepribadian, kerja keras, atau bakat mereka.
Dengan begitu, kamu bantu bangun lingkungan yang lebih sehat dan saling menghargai.
FAQ: Cara Menghadapi Teman yang Suka Body Shaming
1. Gimana kalau teman bilang “bercanda doang”?
Kamu bisa jawab, “Iya, tapi aku gak ngerasa lucu. Bercanda itu seharusnya bikin orang senang, bukan malu.”
2. Apakah aku lebay kalau tersinggung?
Enggak sama sekali. Tersinggung itu reaksi manusiawi kalau kamu disakiti. Yang penting, tanggapi dengan tenang.
3. Gimana kalau dia teman dekat tapi gak sadar kata-katanya nyakitin?
Kasih tahu dengan lembut di momen yang tenang. Kadang mereka butuh perspektif baru buat sadar dampaknya.
4. Apa body shaming bisa termasuk bullying?
Bisa banget, apalagi kalau dilakukan terus-menerus dengan tujuan mempermalukan.
5. Apakah aku harus langsung jauhi teman yang suka body shaming?
Kalau udah ditegur tapi tetap dilakukan, kamu berhak menjauh demi kenyamanan mentalmu.
6. Gimana cara biar gak gampang down kalau dikomentarin fisik?
Bangun self-love, fokus ke hal-hal yang kamu sukai dari diri sendiri, dan kelilingi diri dengan orang positif.
Kesimpulan
Menghadapi teman yang suka body shaming butuh keseimbangan antara ketegasan dan ketenangan. Kamu gak perlu marah besar, tapi juga jangan diam aja.
Tegur dengan sopan, tunjukkan kamu percaya diri, dan pilih lingkungan yang menghargai kamu apa adanya.
Ingat, tubuh kamu bukan bahan obrolan siapa pun. Kamu berhak dihormati — bukan karena bentuk tubuhmu, tapi karena kamu manusia yang punya nilai dan perasaan.